Berita Terbaru : Gonjang-ganjing Kebijakan PPKM dan Lockdown

Berita Terbaru : Gonjang-ganjing Kebijakan PPKM dan Lockdown

bicarafakta.com – Pandemi telah memberikan dampak yang besar bagi negara ini. Mulai dari kegiatan pendidikan proses belajar mengajar hingga ekonomi mengalami ketimpangan sosial. Sedangkan virus covid-19 terus menunjukkan kelonjakannya dari ke hari.

Hal ini sangat meresahkan masyarakat kita, terlebih kehidupan sehari-hari menuntut untuk berkegiatan di luar rumah. Perlunya kesadaran masyarakat hingga pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Banyak dari rumah sakit besar yang sudah penuh karena melonjaknya kasus covid-19. Bahkan nurse yang bekerja pun terkena dampak dari virus ini. Virus mematikan ini dapat menyerang siapapun dan kapan pun tanpa harus melihat waktu. Ketika imun pada tubuh sedang menurun juga bisa tertular covid-19 jika tidak ketat dalam protokol kesehatan.

Kesadaran masyarakat masih rendah akan pentingnya kesehatan ini. Covid-19 dianggap virus yang tidak ada dan beberapa orang menganggap ketika sudah di lakukan vaksinasi maka terbebas dari penularan. Bukan demikian, virus ini nyata adanya, sudah memakan ribuan jiwa. Vaksinasi bukan berarti akan kebal terhadap virus, hal itu juga di perlukan untuk menstabilkan imun.
Anjuran dan larangan mulai di lontarkan para pemerintah dan penggiat kesehatan. Hal ini di lakukan untuk memberikan peringatan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya akan virus covid-19.

Rabu (23/6) Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan kepada semua pihak untuk tidak memperdebatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro atau lockdown. Sebenranya keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu pembatasan kegiatan masyarakat. “saya sampaikan bahwa PPKM Mikro dan Lockdown memiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu tidak perlu dipertentangkan,”ujar Jokowi di Youtube Sekretariat Presiden. Peringatan ini agar dapat di laksanakan dengan sebaik mungkin oleh seluruh pihak dan lapisan masyarakat . Walaupun tidak dapat di pungkiri selama pemberlakuan PPKM mikro belum bisa berjalan secara maksimal . PPKM mikro masih berlangsung pada lokasi tertentu saja serta belum keseluruhan.

Peringatan juga di berikan pada pemerintah daerah untuk selalu berkomitmen akan hal ini. Caranya dengan memperkuat PPKM mikro serta mengoptimalisasi posko covid-19 dibentuk dari masing-masing daerah setempat. “Fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3 M. Memakai masker, Menjaga Jarak, Mencuci tangan. Kedisiplinan 3 M menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3 T testing, tracing dan treatment hingga ke tingkat desa,” pungkasnya. Masyarakat perlu mengubah pola hidup sehat tanpa harus di suruh serta di minta.

Posko kesehatan covid-19 memang di peruntukkan kepada masyarakat akan tetapi jika hal itu tidak di imbangi dengan kesadaran dari diri sendiri akan sulit untuk menghindari wabah ini.
Semua kalangan dapat tertular virus berbahaya ini. Penularan tidak memandang usia, terlebih ketika memiliki riwayat penyakit lain perlu untuk ekstra hati-hati. Karena hal demikian sangat rentan terhadap penularan.

Pemberlakuan PPKM ataupun lockdown harus menjadi kepatuhan tersendiri bagi semua orang. Sebuah kebijakan yang menghasilkan pro dan kontra tentunya telah di atur sedemikian rupa. Dampak negatif dan positif tentu akan selalu ada dari setiap keputusan yang di ambil dari pihak pemerintah. Semakin mengabaikan virus covid-19 semakin besar kelonjakan yang terjadi di negara ini.

Mari jangan kasih kendor virus untuk melakukan penyebarannya. Patuhi protokol kesehatan demi keselamatan diri dan ingatkan orang sekitar juga untuk turut serta menggemborkan pentingnya akan kesehatan. Kurangi kegiatan di luar rumah dan selalu jalankan 3 M setiap harinya.